search blog

Sabtu, 24 Juli 2010

Agama dengan Iptek

Agama dengan Iptek


Pemikiran klasik telah mengondisikan agama dan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) sebagai dua dunia berbeda yang mesti terpisah keberadaannya. Berabad-abad lamanya, hubungan historis antara agama dan iptek menunjukkan 'model perang'. Dari perspektif agama, iptek adalah produk dunia yang harus dihindari dan perlu menjaga jarak karena dianggap akan merusak doktrin agama. Pendapat fundamental tokoh agama akhirnya merasuk dan mempengaruhi pola perilaku setiap pemeluknya, sehingga mereka menganggap iptek sebagai musuh berat. Hal ini terlihat dengan adanya semacam pemahaman turun temurun dari generasi ke generasi untuk tidak mencurahkan perhatian lebih banyak kepada iptek.

Tidak dapat disangkal, teori evolusi yang dipelopori Darwin tentang manusia kera menuai kritik keras dari kalangan teolog atau tokoh agama. Teori ini dianggap memberontak otoritas kitab suci. Teori Galile Galileo tentang matahari sebagai pusat tata surya, mengakibatkan gereja kehilangan akal sehat. Akibatnya, Galileo harus menerima hukuman dibakar hidup-hidup. Inilah contoh konkret betapa bencinya agama kepada iptek.

Hal serupa juga terjadi pada iptek. Tanpa ragu, iptek mengklaim keberadaan agama jauh lebih rendah darinya. Agama dianggap kolot dengan argumen irasionalnya yang tidak bisa diterima secara ilmiah. Iptek mengklaim, agama hanya milik orang yang tidak mau berpikir dan terpenjara dalam gua tanpa mendapatkan sinar/pencerahan. Klaim ini didasari bukti di mana agama tidak bisa dikaji secara epistemologis dan ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar